Menginjak th. terakhir di bangku SMA, umumnya siswa-siswi kelas 12 yang bermaksud mengenyam pendidikan tinggi menjadi dihadapkan terhadap pilihan memilih jurusan kuliah jelang mendekati pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan Mandiri. Salah satu jurusan yang menjadi “primadona” bagi lulusan SMA ialah jurusan ilmu hukum. Lalu, apa saja yang harus dipersiapkan bagi lulusan SMA yang bermaksud memilih jurusan ilmu hukum .
Dekan Fakultas Hukum UI (FH UI) Dr. Edmon Makarim menyatakan terkandung tiga hal yang harus dimiliki siswa-siswi SMA yang berkeinginan melanjutkan pendidikan tinggi jurusan ilmu hukum yaitu kepekaan, pengetahuan, dan kebijaksanaan. Ilmu hukum sebagai ilmu yang membicarakan yang seharusnya demi kebenaran dan keadilan .
“Setelah itu, calon sarjana hukum harus siap dilatih menaikkan wawasan (pengetahuan, red), melindungi kepekaan, dan kepiawaian memperjuangkan kesejahteraan, kebenaran, dan keadilan
Dalam tahu hukum, kata dia, bukan diamati terhadap jurusan IPA atau IPS terhadap masa SMA. Akan tetapi, logika dan pemahaman merupakan aset mutlak bagi calon mahasiswa ilmu hukum.
“Logika matematika itu benar-benar diperlukan, bukan cuma ilmu fisika, namun termasuk ilmu hukum. Karena semua yang tersedia dalam ketetapan pasal tentu tersedia penjelasan logis. Jadi tidak tersedia hukum yang tidak masuk logika, yang sering berlangsung orang kurang mampu tahu bagaimana konteks ketetapan itu mampu berlaku,” terangnya seorang fakultas hukum.
Menurutnya, yang sering terdengar perihal rumpun ilmu hukum dipandang ‘lebih rendah’ daripada rumpun eksakta. Baginya, pandangan demikian adalah keliru. Sebab, bicara ke masyarakat termasuk butuh kecerdasan dan kebijakan yang lebih. “Pada dasarnya ilmu hukum merupakan tekun ilmu yang ‘berbicara apa yang seharusnya’ hingga membuatnya berada terhadap level lebih tinggi,” kata Edmon.
Bila hendak menjajaki dunia perkuliahan di Fakultas Hukum akan dibutuhkan intelektual yang lebih tinggi untuk mampu tahu dengan baik. “Jadi siapkan diri, (ilmu hukum itu) bukan ilmu hafalan. Tapi perihal berpikir bagaimana manusia itu yang seharusnya. Seringkali yang senyatanya bertentangan dengan yang seharusnya,” ujarnya.
“Dalam satu keluarga idealnya dibutuhkan satu orang hukum, (karena) hukum itu kebutuhan. Tanyakan kepada semua orang yang udah mencapai top career-nya, dia mampu mencapai kesejahteraannya, namun dia belum tentu mampu menegakkan kebenaran dan keadilan.”