Gunakan Limbah Minyak Goreng Hingga Pabrik Sepatu

Posted on

PT Semen Gresik (SG) mengoptimalkan pemakaian bahan baku dan bahan bakar alternatif atau Alternative Fuel dan Raw Material (AFR) untuk mensubtitusi bahan baku dan bahan bakar utama.

Upaya ini dilaksanakan fungsi menghemat sumber kekuatan serta pemakaian kekuatan yang ramah lingkungan didalam proses memproses semennya. Pemakaian AFR dikehendaki menjadi solusi terhadap persoalan limbah, kurangi emisi, dan sekaligus kurangi ketergantungan terhadap sumber kekuatan alam tak terbarukan dengan Flow Meter Adalah“Ada beberapa bahan alternatif yang SG gunakan didalam proses produksi. Untuk bahan alternative fuels (AF), SG gunakan kain majun (lap) bekas, bag filter bekas, dan oli bekas (sludge oil).

Sedangkan untuk bahan alternative raw materials (AR), SG gunakan bahan spent bleaching earth (SBE) yaitu limbah padat yang berasal dari proses pemurnian minyak kelapa sawit seperti minyak goreng dan bahan-bahan oleochemical lainnya, abu terbang sisa hasil pembakaran batu bara terhadap pembangkit listrik (fly ash), dan abu yang tidak terbang sisa hasil pembakaran batu bara (bottom ash)“ungkap Ahmad Zulaihan, Kepala Departemen Produksi & Pemeliharaan PT Semen Gresik.

Lebih lanjut Zulaihan menyebutkan bahwa pemakaian AFR didalam proses memproses semen juga mampu menghimpit emisi gas terlebih CO2 dan turut kurangi ketergantungan terhadap sumber kekuatan alam tak terbarukan karena bahan bakar fosil yang digunakan menjadi lebih sedikit. Dengan gunakan AFR maka SG turut berperan didalam menghimpit pemanasan global.

Selain itu pengunaan alternative fuels (AF) juga mampu kurangi harga pokok memproses karena berkurangnya biaya bahan bakar terlebih batu bara dan solar. Hal ini seiring bersama roadmap perusahaan didalam program konservasi energi.

Di sisi lain, pendapatan tambahan juga didapatkan dari program polluter payment yang membakar limbahnya di pabrik-pabrik punya SG. Mereka yang miliki limbah spent bleaching earth dan bottom ash mampu gunakan sarana SG untuk memusnahkan ke dua material berikut didalam proses memproses semen.

“Pabrik atau penghasil limbah mampu bersinergi bersama kita atas tiap tiap ton yang dimusnahkan yang kita estimasikan mampu raih 40 ribu hingga 50 ribu ton per tahunnya. Dari Januari hingga akhir Agustus tahun 2020 saja, limbah yang terolah raih 17ribu ton lebih lewat mekanisme polluter pay bersama nilai raih Rp 5 Miliar Rupiah,” kata Zulaihan.

Jika AFR digunakan di Pabrik Rembang, kata Zulaihan, maka jadi memperkokoh bukti nyata prinsip perusahaan sebagai industri yang hijau dan perhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Hal ini udah berhasil dibuktikan di SBI Pabrik Narogong dan Pabrik Tuban sebagai contoh entitas anak usaha persemenan dari induk perusahaan,Semen Indonesia Grup (SIG), yang terletak di Jawa Barat dan Jawa Timur.

“Harapannya kita mampu seperti itu. Karena waktu ini di Rembang kita terus mengembangkan dan mengoptimalkan penggunaannya. Terakhir yang terbaru kita juga jalankan uji coba kira-kira 11 ton limbah sepatu untuk dijadikan bahan bakar alternatif,” jelasnya.

Pemanfaatan bahan alternatif bagi proses memproses sudah pasti pasti menjadi peluang usaha bagi masyarakat di kira-kira Pabrik Rembang untuk menyediakan bahan AFR bagi SG. Sebab ke depan sudah pasti terlampau terbuka peluang untuk bekerja mirip bersama usaha kecil dan menengah yang berada di kira-kira Pabrik Rembang untuk memenuhi keperluan bahan bakar alternatif.