Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai saham untuk pemula. Biasaya seorang pemula menghindari melakukan trading saham karena dua hal yaitu malas melihat harga saham setiap hari dan takut belajar analisis gambar.
Akibatnya mereka mengambil jalur yang “katanya” investasi, long term. Tetapi tidak secara kaffah atau totalitas. Masalahnya muncul disini, akan sangat baik bila Kamu konsisten investasi. Tapi jika alasannya takut belajar trading, maka itu salah. Maka dari itu agar tidak memiliki sudut pandang seperti itu, berikut cara belajar saham untuk pemula :
1. Tentukan mau jadi trader atau investor
Trader sendiri memiliki sifat mencari keuntungan dari harga yang kadang bisa naik atau turun dalam waktu yang relatif singkat.
Sementara itu, kalau jadi investor, kamu disarankan menyimpan saham dalam waktu yang lama dan memanen keuntungannya di kemudian hari. Banyak orang mengalami kerugian karena labil menentukan pilihan mau menjadi trader atau investor.
2. Pahami investasi saham
Kesalahan terbesar bermain saham adalah tidak memahami esensi investasi saham. Karena buru – buru ingin terjun, jujur saja ingin untung cepat, tetapi mengabaikan belajar soal apa esensi sebenarnya investasi saham.
Karena semua strategi, cara bermain dan aspek lain dalam investasi saham sangat dipengaruhi pemahaman dan perspektif kita soal apa itu investasi saham.
Apa esensi investasi saham ? Pada dasarnya adalah investasi dalam suatu usaha atau bisnis. Tidak berbeda ketika melakukan investasi di usaha warung kopi atau laundry kongsi dengan teman atau kerabat dekat.
Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Dengan membeli saham, artinya menjadi pemilik (pemegang saham) dari perusahaan tersebut dan menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada management professional yang dipercaya bisa mengelola bisnis untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Pemahaman seperti di atas mempengaruhi cara melakukan investasi. Cara bersikap yang tenang tenang saja ketika harga saham anjlok drastis karena kinerja perusahaan yang fine – fine saja. Yang memborong saham saat market crash karena harga saham sudah terlihat murah, sementara kinerja perusahaan tidak memburuk sama sekali.
3. Pilih sekuritas dengan biaya transaksi kecil
Dalam investasi saham, kita diharuskan membuka rekening (rekening dana nasabah) yang difasilitasi oleh perusahaan-perusahaan sekuritas ini. Setelah rekening itu jadi, kita harus top-up uang kita ke rekening. Uang di rekening itulah yang nantinya berfungsi layaknya e-money.
Dengan uang itulah kamu bisa membeli saham-saham yang kamu inginkan secara online. Biaya transaksi adalah biaya pembelian dan penjualan saham. Biaya ini bakal jadi sumber pendapatan perusahaan broker yang bersangkutan.
Sebut saja, ada sekuritas yang menerapkan biaya 0,19 persen untuk pembelian dan 0,29 persen untuk penjualan. Ada juga yang 0,15 persen pembelian dan 0,20 penjualan, dan lain sebagainya.
4. Mulai dari nominal kecil
Trading saham merupakan salah satu investasi berisiko tinggi, tidak semua orang cocok di bidang itu. Oleh karena itu, kita harus tahu terlebih dulu apakah kamu cocok di bidang tersebut atau tidak.
Setelah beberapa waktu dijalani dan tidak merasa cocok, kenapa harus diteruskan? Lain ceritanya kalau merasa nyaman trading meskipun masih mengalami kerugian di tahap belajar, tidak ada salahnya pembelajaran saham berlanjut.
5. Disiplin dalam melakukan stop-loss
Jika ternyata harga saham yang kamu beli mengalami penurunan, kamu perlu tenang dan gak usah panik. Namanya juga investasi saham, kerugian itu pasti ada. Kuncinya cuma satu yaitu sabar. Sebab harga saham yang kamu beli pasti akan naik lagi kok selama itu adalah saham yang punya prospek bisnis cerah.
Ketika melihat portofolio kita merah, maka lakukan peninjauan terhadap emiten yang bersangkutan dengan seksama. Bila penurunan disebabkan karena faktor fundamental keuangan, jangan ragu untuk stop loss.
“Jika (tidak stop-loss) dan emiten akhirnya bangkrut, kerugian yang terjadi akan semakin besar ketimbang sedari awal sudah disiplin melakukan stop-loss,” demikian pernyataan Pakar Pasar Modal dan Peneliti di Bursa Efek Indonesia (BEI), Poltak Hotradero kepada Lifepal.
Jika melakukan trading saham, kamu perlu belajar trading saham sebagai pemula dan perhatikan hal – hal berikut :
- Trading saham membutuhkan waktu dan tenaga karena harus memantau perdagangan setiap saat. Tidak bisa disambi atau ditinggal dengan pekerjaan lain. Belajar trading saham untuk pemula, meskipun sudah ada kemajuan teknologi untuk trading online, tetapi harus fokus ke trading yang menguras waktu dan tenaga.
Berbeda dengan normalnya orang berbisnis yang menyerahkan perusahaan ke manajemen profesional yang mengelola dan memberikan hasil setelah jangka waktu tertentu (1 tahun atau 6 bulan), sedangkan di trading saham kamu harus memantau setiap hari, bahkan setiap menit, dan mengharapkan kenaikkan nilai perusahaan dalam 1 hari !
- Esensial, trading saham berharap keuntungan dari pergerakkan harga saham setiap hari, sementara yang namanya bisnis atau usaha ( yang merupakan refleksi harga saham) membutuhkan waktu lebih dari hari atau bahkan bulanan untuk meningkatkan valuasi nilai perusahaan.
Tidak masuk akal jika kita mengharapkan nilai bisnis berubah dalam hitungan hari atau bahkan dalam 1 hari (day-trading). Tetapi, hal tersebut yang diharapkan dalam trading saham.
- Tujuan trading adalah market-timing yang berupaya menentukan kapan harga paling murah untuk beli dan harga paling mahal untuk jual.
Pekerjaan paling sulit di investasi saham adalah menentukan kapan harga saham paling murah atau harga paling mahal. Kenapa ?
Karena banyak sekali faktor yang saling berhubungan yang mempengaruhi harga saham, sehingga buat market-timing adalah pekerjaan yang sangat sulit.
Itulah beberapa panduan melakukan trading saham untuk pemula dan bagaiamana yang harus diperhatikan saat trading yang bisa kamu lakukan sebagai acuan untuk memulai menjadi investor atau trading, semoga artikel ini bermanfaat. Bagi kamu yang ingin membeli mesin pengupas kedelai dapat menghubungi kami, atau ke kantor kami, terimakasih.